Endang Dwi Lestari namanya, Alm sering disapa dengan panggilan Endang, Anak ketiga dari empat bersaudara, berasal dari kelarga sederhana dan bahagia. Dan kini beliau lebih dulu meninggalkan orang-orang yang menyayanginya, tetapnya ada Pukul 22.10 Wib 14 November 2009.
Dua puluh tahan silam, beliau lah yang selalu mendampingku saat bermain, dimana-mana jika ada beliau pasti ada aku, apa pun yang dimainkan oleh beliau aku pun ikut memainkan. Pernah suatu ketika, Alm hendak pergi dengan teman-temannya dan Alm tidak ingin aku ada bersamanya, lalau Alm berkata “Kae lho pri, Di goleki mamak!......... (Itu lho dicari Mamak!.......)” dan aku bergegas menemui mamak, dan ternyata aku dibohogi, karena aku tau dibohongi lalu aku bergegas berlari ke depan rumah ternyata Alm telah pergi bersama teman-temanya, huuuuh……….. kesal, jengkel, marah, dan akhirnya menangis yang terjadi.
Setiap hari-hariku selalu bersama beliau, ya maklumlah karena aku adalah keponakan pertamanya…………. Heehhee. Saat aku berumur lima tahun dan Alm duduk kelas lima Sekolah Dasar, beliau mengikuti sebuah lomba balap sepeda yang diikuti oleh kaum ikhwan juga, dan sangat menabjubkan apa yang Alm capai, Alm dapat menyingkirkan lawan-lawannya dan mendapat juara pertama, dari situlah alaku mulai besemangat untuk bias belajar bersepeda dan menggunakan sepeda yang digunakan Alm untuk berlomba pada waktu itu, ya walau sempet terjatuh beberapa kali dan akhirnya aku pun bias bersepeda.
Pada suatu ketika mamak (panggilan untuk seorang nenek bagi ku) berkunjung di kediaman orang yang dermawan, disana semua alat olahraga lengkap dan kami pun tergugah untuk mencoba menggunakan alat-alat tersebut dan alhasil kami dimarahi oleh pemebantunya….. hehehheh, maka pindahlah aku dan Alm duduk-duduk diatas ayunan yang berada di tingkatan paling atas dari rumah tersebut, emang anak nakan ya! Mata ini tak bias melihat barang yang diam sedikit pun, alhasil aku melihat sebuah maianan mobil-mobilan yang dapat dikendarai, dan hasilnya mobil-mobilan tersebut rusak,………… ahaahhahahah
Setelah Alm lus Sekolah Menengah Pertama, Alm meneruskan sekolahnya di luar kota, Alm masuk sekolah SMK Saperius, dan mulai saat itupn aku harus belajar mandiri, bermain tanpa seorang Kakak. Enam tahun silam Alm menikah dan dikaruniai seorang anak yang diberi nama Anggura Puansa Irham, seorang anak yang lucu dan imut, dan saatnya aku yang membimbing Ua (panggilan untuk Anggura), setelah aku lulus SMA, saatnya aku yang dikirim keluar kota untuk meuntut ilmu dan hingga sekarang. Tiap satu tahun sekali kusempatkan untuk pulang bertemu dengan Orang tua, dan sanak family. Tradisinya, setiap aku pulang pasti Alm yang selalu menjemputku diterminal dan itu selalu bersama Ua dan satu lagi tradisi yang sering kami lakukan adalah sebelum aku kembali kerantauan ku di negri sebrang, kami selalu malakukan bakar-bakar, heheheh……………. Asik banget
Saat itu keluarga kami dalam keadaan dicoba, dengan datangnya orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga orangtua ku,…. Dan Alm lah yang selalu memberi ku motifasi dan semangat untuk tetap mempertahankan keutuhan dan kebahagiaan keluarga, namaun pada tanggal 10 November 2009 tepatnya pada pukul 09.10 Wib aku mendapat kabar bahwa Alm ikut campur tangan dalam urusan tersebut, dan campur tangan tersebut yang memberatkan ku dan membuat aku tidak terima dengan tindakan yang telah Alm lakukan, Alm merupakan salah satu kunci dari masalah tersebut, rahasia terbesar di pegang oleh Alm, namun jeleknya Alm mendukung kedatangan orang ketiga dalam kehidupan keluarga kami dan bahkan sering mengkontak orang ketiga tersebut. Alm yang pada saat itu tergolek lemah karena divonis oleh dokter terserang tipes dan magh kronis, yang telah dirawat dan tidak membuahkan hasil bahkan Alm tidak dapat berbicara dan sering bertindak aneh. Kemarahan ku atas tindakan Alm tidak dapat lagi kubendung, dan pada pukul 18.10 wib aku mengontak orang tua ku dan mengancam bawasannya jika Alm tidak meminta maaf dengan ibu ku maka Alm tidak akan dapat sembuh, dan aku pun mengancam bahwa campurtangan Alm dalam urusan ini akan aku buka ke keluarga besar, dan tiba-tiba kontak diputus, kemarahannku bertambah meluap-luap dan pada pukul 20.10 wib aku mengontak mamak dengan menggunakan nomer hp ibu dan membuka semua apa yang telah dilakukan oleh Alm, dan lagi-lagi aku mengancam jika Alm tidak meminta maaf dan menjelaskan semua kepada ibu maka Alm tidak akan sembuh. Namun ibu, senjawab semuanya, ibu sudah dengan ikhlas menjalani semua ini walau adik kandung sendiri menghianatinya, ibu hanya bias pasrah kepada sang pencipta biar BELIAU yang membalasnya nak…..
Hati yang tadi marah tak menentu sudah sedikit mulai reda, dan keesok harinya seorang bibi mengontak aku dan menanyakan hal yang sama mengapa bias demikian, karena masih terbawa emosi dan sedigit gurauan aku mengatakan “biar, itu sudah pilihan Alm! mati saja lah akan lebih baik!”
Aku tak berfikir jika ucapan ku tersebut dikabulkan oleh-NYA, pada tanggal 14 November 2009 tepatnya pada pukul 22.20 wib aku mendapat kabar bawasanya kakak ku telah tiada pada pukul 22.10 Wib.
Aku yang mendengan berita duka tersebut kaget, yang tadinya hanya sekedar ancaman agar keluarga ku bias kembali utuh ternyata malah kehilangan orang yang tlah bersama-sama kami.
Aku tak pernah berfikir jika jemputan Alm diterminal kemarin saat aku pulang itu adalah jemputan darinya yang terakhir, acara bakar-bakar kearin adalah acara yang terakhir dan aku memboncengnya kemarin adalah yang trakhir, beluai mengantar aku pergi kesebrang kemarin adalah yang terakhir.
Aku meyakini bahwa yang mempunai nyawa pasti akan mati, yang aku sesali bukan itu, tetapi Angguran yang telah 3 tahun lalu sebagai korban cerai kedua orang tuannnya dan sekarang harus ditinggal pergi oleh uminya tersayang……..
Selamat jalam mi,…. Semoga umi mendapatkan tempat yang layak disinya dan diterima semua amalan ibadah yang umi lakukan selama ini. Selamat jalan umi…………..
Ini adalah sebuah kisah nyata yang dialami olah penulis. Melalui kisah ini penulis hanya dapat berpesan bahwa semua yang bernyawa pasti akan kembali kesisinya, dan yang perlu diingat adalah saat pembaca dalam keadaan emosi atau marah jaganlah kau mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh, karena kalian tidak tau apa yang nantinya akan terjadi, kisah diatas sebagai pelajaran buat kita semua, agar tetap menyayangi dan mengasihi semua yang ada dan yang tepenting adalah mari meningkatkan iman dan kaqwa kita kepada-Nya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Komentarnya (Thanks for comments)