Monday, October 26, 2009

Fenomena Bilangan 165

Di dalam Flying Book yang ditulis oleh KH. Fahmi Basya, bilangan 165 ditafsirkan memiliki arti yang khusus. Angka 1 berarti Tuhan, tertuang dalam konsep Ihsan. 6 berarti Rukun Iman dan 5 merupakan Rukun Islam. Angka 165 itu ternyata juga muncul ketika kita melaksanakan zikir di setiap ba’da shalat fardhu. Nabi memerintahkan kita untuk berzikir dengan mengucap Subhanallaah sebanyak 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allaahu Akbar juga 33 kali. Dalam hadis sahih riwayat Muslim dari Abu Hurairah juga dari Qutaibah, Rasul bersabda,


“Sukakah kamu kuajarkan suatu amal yang dapat memperoleh pahala orang-orang dahulu serta mendahului orang-orang sesudah kamu dan tidak akan ada orang yang lebih mulia dari kamu melainkan orang yang mengamalkan seperti amalmu, sabda Rosul: Hendaklah kamu tasbih, takbir dan tahmid masing-masing 33 kali setiap selesai shalat.”


Apabila setiap selesai shalat masing-masing ucapan zikir itu dilafalkan sebanyak 33 kali, maka dalam sehari semalam atau lima kali shalat fardhu maka kita mengucapkan zikir-zikir itu masing-masing sebanyak 33 x 5 = 165. Jadi, ditafsirkan bahwa zikir-zikir ba’da shalat merupakan pengokoh Islam, Iman, dan Ihsan kita. Dengan konsisten mengucapkan zikir-zikir itu secara ikhlas dan khusyu, berarti kita menjaga dan memperkuat ke-Islam-an, ke-Iman-an, dan sikap Ihsan kita.

Selain itu, angka 165 juga muncul dalam fenomena lima bilangan ganjil pertama. Di dalam hadis disebutkan bahwa Allah menyukai yang ganjil. Apabila kita menjumlahkan lima bilangan ganjil pertama yang dipangkat dua maka akan kita dapatkan hasilnya sebagai berikut:

12 + 32 + 52 + 72 + 92

= 1 + 9 + 25 + 49 + 81

= 165

Juga apabila kita perhatikan surat ke-1 dalam Al Quran, yaitu Al Fatihah, terjemah ayat ke-5 berbunyi,


“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”.


Tafsirannya, menyembah dan memohon pertolongan tertuang dalam rukun Islam. Sedangkan ayat ke-6 nya berarti


“Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus”,


tafsirannya, untuk menempuh jalan yang lurus harus berbekal Rukun Iman.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Komentarnya (Thanks for comments)